Anak Autisme
SLB
ANAK AUTISME
A. Tinjauan Tentang Anak Autisme
1. Pengertian Autisme
Autisme berasal dari kata Autos(diri sendiri) dan isme(aliran/ paham):
maka Autisme merupakan suatu paham yang tertarik hanya pada dirinya sendiri.
Anak Autisme memiliki masaalah yang sekaligus merupakan karakteristik dalam
bidang:
A. Komunikasi
1. Perkembangan bahasa lambat atau sama
sekali tidak ada.
2. Anak tampak seperti tuli, sulit
berbicara, atau pernah berbicara kemudian sirna.
3. Kadang kata- kata yang digunakan
tidak sesuai artinya
4. Mengoce tanpa arti berulang- ulang,
dengan bahasa yang tak dapat dimengerti orang lain.
5. Bicara tidak dipakai sebagai alat
komunikasi
6. Senang meniru atau membeo(Ecolalia)
7. Bila sedang meniru, dapat hafal betul
kata- kata atau nyanyian tersebut tanpa dimengerti artinya.
8. Sebagian dari anak ini tidak
berbicara(non verbal) atau sedikit berbicara (kurang verbal)sampai usia dewasa
9. Senang menarik- narik tangan orang
lain untuk melakukan apa yang diinginkan, misalnya bila ingin meminta sesuatu.
B. Interaksi Sosial
1. Anak Autisme lebih suka menyendiri
2. Tidak ada atau sedikit kontak mata
atau menghindar untuk bertatapan
3. Tidak tertarik untuk bermain bersama
teman
4. Bila diajak bermain, tidak mau dan
menjauh.
2. Gangguan Sensoris
·
Sangat
sensitif terhadap sentuhan, seperti tidak suka dipeluk.
·
Bila
mendengar suara keras langsung menutup telinga.
·
Sering
mencium- cium, menjilat mainan atau benda- benda.
·
Tidak
sensitif terhadap rasa sakit
3. Pola Bermai
·
Tidak
bermain seperti anak- anak pada umumnya.
·
Tidak
suka bermain dengan anak sebayahnya.
·
Tidak
kreatif, tidak imajinatif.
·
Tidak
bermain sesuai fungsi mainan, misalnya sepeda dibalik lalu rodanya diputar-
putar.
·
Senang
akan benda- benda berputar, seperti kipas angin, roda sepeda.
·
Dapat
sangat erat dengan benda- benda tertentu yang dipegang terus dan dibawah
kemana- mana.
4. Perilaku
·
Dapat
berperilaku berlebihan(Hiperaktif) atau kekurangan(Hipoaktif)
·
Memperlihatkan
perilaku stimulasi diri seperti bergoyang- goyang, mengepakkan tangan seperti
burung, berputar- putar mendekatkan mata ke pesawat TV, lari/berjalan
mondar-mandir, melakukan gerakan yang diulang- ulang.
·
Tidak
suka pada perubahan
·
Dapat
pula duduk binggung dengan tatapan kosong
5. Emosi
·
Sering
marah- marah tanpa alasan yang jelas, tertawa- tawa, menangis tanpa alasan.
·
Temper
tantrum (mengamuk tak terkendali) jika dilarang atau tidak diberikan
keinginannya.
·
Kadang
suka menyerang dan merusak.
·
Kadang-
kadang anak berperilaku yang menyakiti dirinya sendiri.
·
Tidak
mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan orang lain.
C. Prevalensi Anak Autisme
·
Menurut
penelitian Victor Lotter diInggris(1996) Anak Autisme ditemukan pada 4-5 per
10.000 anak
·
Penilitian
Tanaove di Jepang(1998) Anak Autisme ditemukan pada 13 per 1000 anak.
·
Penilitian
di USA(2000) Anak Autisme ditemukan pada 1 per 150 anak.
·
Di
Indonesia anak usia 5-18 tahun hampir mencapai 57 juta (Susenas DPS 2002). Jika
setiap 150 anak terdapat 1(satu) Anak Autisme, maka di Indonesia dipperkirakan
terdapat 380.000 anak Autisme usia 8- 18 tahun
D. Penyebab Anak Autisme
Hingga saat ini, para ahli masih
terus melakukan penyelidikan dan perdebatan
mengenai penyebabutama Anak Autisme. Meskipun ada beberapa dugaan
penyebab Anak Autisme seperti:
·
Komplikasi
sebelum dan sesudah melahirkan.
·
Faksin
MMR (Mump, Measles, Rubella).
·
Polusi
linggkungan.
·
Genetik.
·
Virus
tertentu.
Namun hingga saat ini para ahli
sepakat bahwa belum ditentukan penyebab pasti pemicu utama munculnya anak
Autisme.
Semua masaalah karakteristik
anak Autisme yang telah diuraikan secara rinci diatas, tentu memerlukan
perhatian khusus dalam menyajikan pelajaran matematika di depan kelas.
B. Teori Belajar Yang Berhubungan Dengan
Anak Autisme.
1. Teori belajar William Brownell.
Teori belajar William Brownell didasarkan atas
keyakinan bahwa anak-anak pasti memahami apa yang sedang mereka pelajari jika
belajar secara permanen atau secara terus- menerus untuk waktu yang lama. Salah
satu cara bagi anak- anak untuk mengembangkan pemahaman tentang matematika
adalah dengan menggunakan benda- benda tertentu ketika mereka mempelajari
konsep matematika. Sebagai contoh, pada saat anak- anak baru pertama kali
diperkanalkan dengan konsep membilang, mereka akan lebih mudah memahami konsep
itu jika mereka menggunakan benda kongkrit yang mereka kenal, seperti mangga,
kelereng, bola atau sedotan. Dengan kata lain teori belajar Willian Brownell
ini mendukung penggunaan benda- benda kongkrit untuk dimanipulasikan sehingga
anak- anak dapat memahami makna konsep dan keterampilan baru yang mereka
pelajari. Teori belajar Willian Brownell ini dikenal dengan nama meaning theori.
2. Teori Belajar P. Dienes
Zoltan P.Dienes menyakini bahwa
dengan menggunakan berbagai sajian representasi tentang suatu komsep
matematika, anak- anak dapat memahami secara penuh konsep tersebut jika
dibandingkan dengan hanya menggunakan suatu macam sajian saja. Sebagai contoh,
jika guru ingin mengajarkan konsep persegi dengan ukuran sisi berlainan. Contoh
lain, pada tiga kelereng, tiga balon, tiga pinsil dan tiga benda kongkrit lain.
3. Teori Belajar Jerome S. Bruner
Jerome S.Bruner adalah seorang ahli sikologi kognitif.
Dia telah menulis teori pada umumnya, dan secara khusus tentang bagaimana
keyakinan dia terhadap belajar pada umumnya, dan secara khusus tentang
bagaimana keyakinan dia terhadap anak- anak yang belajar matematika. Seperti
halnya Jean Piaget, Bruner lebih peduli terhadap proses belajar dari pada hasil
belajar. Oleh sebab itu menurut Jerome S.Bruner metode belajar merupakan faktor
yang menentukan dalam pembelajaran dibandingkan dengan pemerolehan suatu
kemampuan khusus. Metode yang sangat didukung oleh Jerome S.Bruner adalah
metode belajar dengan penemuan. Dengan metode ini anak didorong intuk memahami
suatu fakta atau hubungan matematika yang belum dipahami sebelumnya, dan yang
belum diberikan kepadanya secara langsung oleh orang lain.
No comments